AS: Jangan Pernah Tutup Selat Hormuz!
WASHINGTON - Seiring dengan dijatuhkannya sanksi
embargo atas minyak Iran, kawasan Selat Hormuz pun kembali menjadi pusat
perhatian. Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah meningkatkan armada
militer dalam jumlah yang signifikan untuk mencegah pemblokadean jalur
minyak dan gas bagi negara-negara Barat oleh Iran.
Menurut salah seorang pejabat senior AS peningkatan kehadiran militer AS di kawasan Teluk Persia, adalah sebuah rencana lama yang ditujukan untuk meyakinkan Israel bahwa AS serius dalam mengatasi program nuklir Iran.
"Ketika Presiden Barack Obama mengatakan, bahwa semua opsi tersedia jika negosiasi mengalami kegagalan, maka tindakan ini dimungkinkan," ujar salah seorang pejabat senior AS, seperti yang dilansir The New York Times, Selasa, (3/7/2012).
Atas dasar pertimbangan tersebut maka sejumlah armada militer AS kabarnya menumpuk di Teluk Persia. Peningkatan yang paling mencolok terlihat dari jumlah kapal Angkatan Laut yang berpatroli dikawasan itu.
Sebuah sumber menyebutkan, AS meningkatkan dua kali lipat kapal penyapu ranjaunya dikawasan itu. Patroli ini dilakukan untuk bersiap menghadapi ancaman Iran terkait dengan penutupan Selat Hormuz. Pejabat militer AS menyebut hal ini murni sebagai langkah defensif.
"Pesan untuk Iran, jangan pernah berpikir untuk menutup Selat Hormuz, kami akan melenyapkan tambang kalian. Jangan pernah berpikir untuk mengirimkan kapal kalian untuk menganggu kapal-kapal karena kami akan menenggelamkan mereka," ujar salah seorang pejabat AS.
Tidak hanya menambahkan jumlah kapal penyapu ranjaunya di kawasan Teluk Persia. Namun, Negeri Paman Sam juga dikabarkan menambah jumlah jet tempurnya yang beroperasi di kawasan itu.
Sejumlah pesawat tempur jenis F-22 dan F-15C konon telah ditempatkan di dua pangkalan AS yang berada di Teluk Persia. Kedua pesawat ini memiliki kemampuan untuk menjangkau sasaran-sasaran yang lebih luas di Iran.
Melihat hal ini Senator Massachusetts dari Partai Demokrat John Kerry mengatakan, langkah ini dapat diartikan sebagai sebuah sinyal halus bagi Iran. Namun, di sisi lain menjadi urusan yang rumit bagi Israel. Kerry yang menjabat Ketua Hubungan Luar Negeri AS mengatakan, AS harus dapat menjaga keseimbangan dalam menjalin hubungan baik dengan Iran maupun Israel.
"Ada banyak harapan untuk mengelola hubungan ini. Iran perlu tahu bahwa AS serius. Namun AS masih harus meninggalkan ruang bagi terciptanya resolusi damai. Penting untuk tidak mengambil langkah yang dapat mengirimkan pesan yang salah disini," tegas Kerry.
Sementara itu, salah seorang pejabat Pentangon menambahkan, peningkatan armada AS di kawasa Teluk Persia tidak hanya semata-mata dilihat sebagai upaya untuk mengatasi potensi ancaman nuklir Iran.
"Ini bukan hanya ambisi nuklir Iran melainkan juga berkaitan dengan ambisi hegemoni Iran di kawasan regional. Ini juga sekaligus menunjukkan bahwa penempatan kekuatan militer AS adalah bukti nyata komitmen kami kepada mitra dan sekutu kami meski kebijakan baru AS kini fokus di Asia namun, kami tetap waspada di Timur Tengah," ujar pejabat Pentangon.
Menurut salah seorang pejabat senior AS peningkatan kehadiran militer AS di kawasan Teluk Persia, adalah sebuah rencana lama yang ditujukan untuk meyakinkan Israel bahwa AS serius dalam mengatasi program nuklir Iran.
"Ketika Presiden Barack Obama mengatakan, bahwa semua opsi tersedia jika negosiasi mengalami kegagalan, maka tindakan ini dimungkinkan," ujar salah seorang pejabat senior AS, seperti yang dilansir The New York Times, Selasa, (3/7/2012).
Atas dasar pertimbangan tersebut maka sejumlah armada militer AS kabarnya menumpuk di Teluk Persia. Peningkatan yang paling mencolok terlihat dari jumlah kapal Angkatan Laut yang berpatroli dikawasan itu.
Sebuah sumber menyebutkan, AS meningkatkan dua kali lipat kapal penyapu ranjaunya dikawasan itu. Patroli ini dilakukan untuk bersiap menghadapi ancaman Iran terkait dengan penutupan Selat Hormuz. Pejabat militer AS menyebut hal ini murni sebagai langkah defensif.
"Pesan untuk Iran, jangan pernah berpikir untuk menutup Selat Hormuz, kami akan melenyapkan tambang kalian. Jangan pernah berpikir untuk mengirimkan kapal kalian untuk menganggu kapal-kapal karena kami akan menenggelamkan mereka," ujar salah seorang pejabat AS.
Tidak hanya menambahkan jumlah kapal penyapu ranjaunya di kawasan Teluk Persia. Namun, Negeri Paman Sam juga dikabarkan menambah jumlah jet tempurnya yang beroperasi di kawasan itu.
Sejumlah pesawat tempur jenis F-22 dan F-15C konon telah ditempatkan di dua pangkalan AS yang berada di Teluk Persia. Kedua pesawat ini memiliki kemampuan untuk menjangkau sasaran-sasaran yang lebih luas di Iran.
Melihat hal ini Senator Massachusetts dari Partai Demokrat John Kerry mengatakan, langkah ini dapat diartikan sebagai sebuah sinyal halus bagi Iran. Namun, di sisi lain menjadi urusan yang rumit bagi Israel. Kerry yang menjabat Ketua Hubungan Luar Negeri AS mengatakan, AS harus dapat menjaga keseimbangan dalam menjalin hubungan baik dengan Iran maupun Israel.
"Ada banyak harapan untuk mengelola hubungan ini. Iran perlu tahu bahwa AS serius. Namun AS masih harus meninggalkan ruang bagi terciptanya resolusi damai. Penting untuk tidak mengambil langkah yang dapat mengirimkan pesan yang salah disini," tegas Kerry.
Sementara itu, salah seorang pejabat Pentangon menambahkan, peningkatan armada AS di kawasa Teluk Persia tidak hanya semata-mata dilihat sebagai upaya untuk mengatasi potensi ancaman nuklir Iran.
"Ini bukan hanya ambisi nuklir Iran melainkan juga berkaitan dengan ambisi hegemoni Iran di kawasan regional. Ini juga sekaligus menunjukkan bahwa penempatan kekuatan militer AS adalah bukti nyata komitmen kami kepada mitra dan sekutu kami meski kebijakan baru AS kini fokus di Asia namun, kami tetap waspada di Timur Tengah," ujar pejabat Pentangon.
0 KOMENTAR: