Pengakuan Hak Iran, Syarat Memulai Dialog Nuklir
TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi
mengatakan, langkah awal untuk memulai kembali dialog nuklir adalah
pengakuan terhadap hak Iran untuk melakukan pengayaan nuklir. Menurut
Salehi, hal tersebut menyangkut dengan masalah yang prinsipil.
Kendati dalam tiga dialog nuklir terakhir belum dicapai kesepakatan atas solusi krisis nuklir Iran, Negeri Persia itu berharap akan ada dialog nuklir lainnya dengan P5+1.
"Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti namun jika semuanya tidak ada masalah maka seharusnya ada negosiasi lebih lanjut," ujar Salehi, kepada Suratkabar Austria Der Standard yang dilansir Trend, Selasa (31/7/2012).
"Berbagai hambatan dalam dialog menyangkut dengan kepentingan berbagai pihak. Perbedaan antara kedua belah pihak hanya dapat diselesaikan melalui pembicaraan," tambah Menlu Iran.
Dalam dialog tingkat tinggi terakhir antara Iran dan P5+1 yang diadakan di Moskow pada 18 dan 19 Juni lalu, kedua pihak sepakat akan mengadakan dialog setingkat ahli. Kedua pihak juga sempat bertemu di Istanbul, Turki pada 24 Juli lalu, namun pertemuan itu masih menemukan jalan buntu.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Salehi mengomentari spekulasi terkait dengan penutupan Selat Hormuz yang merupakan jalur penting bagi pelayaran dunia khususnya negara-negara Barat.
"Selat Hormuz adalah kelangsungan hidup bagi Iran, bagi kawasan juga masyarakat internasional. Karenanya kami bersikap rasional. Kami tidak ingin memotong kelangsungan hidup dan menyebabkan penderitaan bagi banyak orang," tegas Salehi.
"Namun jika diperlukan, maka Iran dengan segala upaya akan berusaha untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasionalnya," tutur Menlu Iran itu.
Kendati dalam tiga dialog nuklir terakhir belum dicapai kesepakatan atas solusi krisis nuklir Iran, Negeri Persia itu berharap akan ada dialog nuklir lainnya dengan P5+1.
"Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti namun jika semuanya tidak ada masalah maka seharusnya ada negosiasi lebih lanjut," ujar Salehi, kepada Suratkabar Austria Der Standard yang dilansir Trend, Selasa (31/7/2012).
"Berbagai hambatan dalam dialog menyangkut dengan kepentingan berbagai pihak. Perbedaan antara kedua belah pihak hanya dapat diselesaikan melalui pembicaraan," tambah Menlu Iran.
Dalam dialog tingkat tinggi terakhir antara Iran dan P5+1 yang diadakan di Moskow pada 18 dan 19 Juni lalu, kedua pihak sepakat akan mengadakan dialog setingkat ahli. Kedua pihak juga sempat bertemu di Istanbul, Turki pada 24 Juli lalu, namun pertemuan itu masih menemukan jalan buntu.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Salehi mengomentari spekulasi terkait dengan penutupan Selat Hormuz yang merupakan jalur penting bagi pelayaran dunia khususnya negara-negara Barat.
"Selat Hormuz adalah kelangsungan hidup bagi Iran, bagi kawasan juga masyarakat internasional. Karenanya kami bersikap rasional. Kami tidak ingin memotong kelangsungan hidup dan menyebabkan penderitaan bagi banyak orang," tegas Salehi.
"Namun jika diperlukan, maka Iran dengan segala upaya akan berusaha untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasionalnya," tutur Menlu Iran itu.
0 KOMENTAR: