AS-Israel Bahas Kemungkinan Serangan ke Iran
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Amerika
Serikat (AS) Thomas Donilon dikabarkan berbagi kontingensi dengan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait dengan rencana
serangan ke Iran. Salah seorang pejabat AS menyebutkan, hal ini terjadi
ketika Donilon mengunjungi Israel dua pekan lalu.
Menurut pejabat AS yang enggan menyebutkan identitasnya ini, pertemuan Donilon dan Netanyahu berlangsung hampir selama tiga jam. Pertemuan itu juga turut dihadiri oleh Penasihat Keamanan Israel Yaakov Amidror. Demikian seperti dilansir Haaretz Minggu, (29/7/2012).
Dalam kesempatan itu, Donilon dikabarkan berusaha meyakinkan Israel bahwa AS secara serius mempersiapkan berbagai kemungkinan jika negosiasi program nuklir Iran gagal mencapai kesepakatan. Menurut Donilon laporan pernyataan AS ini bukan hanya sekedar untuk menenangkan Israel.
Pejabat AS juga menjelaskan, bahwa selama pertemuan itu berlangsung Donilon berbagi informasi dengan Israel terkait dengan persenjataan dan kemampuan militer AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran termasuk fasilitas nuklir bawah tanah.
Namun salah seorang pejabat AS yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, berdasarkan setiap informasi yang dimiliki AS belum tiba saatnya melancarkan serangan militer terhadap Iran. Hal ini dimungkinkan karena masih ada waktu untuk melakukan upaya diplomasi.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Tommy Vietor sendiri menolak berkomentar terkait subtansi percakapan antara Netanyahu dan Donilon.
Sementara itu di hadapan Kongres Wakil Kepala Angkatan Udara AS Michael Donley mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan bom bunker buster yang dirancang khusus untuk menembus target yang terkubur di bawah tanah.
"Dalam beberapa bulan terakhir bom telah mengalami perbaikan teknis," ujar Donley.
Bom berbobot 15 ton ini kabarnya dipersiapkan untuk menghancurkan fasilitas pengayaan uranium Iran yang berada di pengunungan di dekat Kota Qom jika serangan militer sewaktu-waktu dilancarkan.
Upaya AS untuk meredakan kekhawatiran Israel atas program nuklir Iran kabarnya terus menerus berlangsung melalui pertemuan antar pejabat tinggi kedua negara. Pekan ini saja Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dikabarkan akan berkunjung ke Israel dan mengadakan pertemuan dengan PM Netanyahu, Menteri Pertahanan Ehud Barak serta sejumlah pejabat keamanan senior dan pejabat intelijen.
Dialog nuklir Iran dengan kelompok P5+1 sendiri kabarnya mengalami kebuntuan menyusul tidak adanya perkembangan dalam upaya mencari akhir atas krisis nuklir Iran ini. Ketua tim negosiasi P5+1 Catherine Ashton mengaku, ia telah melakukan segala sesuatu yang mungkin ia lakukan melalui jalur diplomasi meski pada akhirnya tidak kunjung membuahkan hasil.
Menurut pejabat AS yang enggan menyebutkan identitasnya ini, pertemuan Donilon dan Netanyahu berlangsung hampir selama tiga jam. Pertemuan itu juga turut dihadiri oleh Penasihat Keamanan Israel Yaakov Amidror. Demikian seperti dilansir Haaretz Minggu, (29/7/2012).
Dalam kesempatan itu, Donilon dikabarkan berusaha meyakinkan Israel bahwa AS secara serius mempersiapkan berbagai kemungkinan jika negosiasi program nuklir Iran gagal mencapai kesepakatan. Menurut Donilon laporan pernyataan AS ini bukan hanya sekedar untuk menenangkan Israel.
Pejabat AS juga menjelaskan, bahwa selama pertemuan itu berlangsung Donilon berbagi informasi dengan Israel terkait dengan persenjataan dan kemampuan militer AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran termasuk fasilitas nuklir bawah tanah.
Namun salah seorang pejabat AS yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, berdasarkan setiap informasi yang dimiliki AS belum tiba saatnya melancarkan serangan militer terhadap Iran. Hal ini dimungkinkan karena masih ada waktu untuk melakukan upaya diplomasi.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Tommy Vietor sendiri menolak berkomentar terkait subtansi percakapan antara Netanyahu dan Donilon.
Sementara itu di hadapan Kongres Wakil Kepala Angkatan Udara AS Michael Donley mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan bom bunker buster yang dirancang khusus untuk menembus target yang terkubur di bawah tanah.
"Dalam beberapa bulan terakhir bom telah mengalami perbaikan teknis," ujar Donley.
Bom berbobot 15 ton ini kabarnya dipersiapkan untuk menghancurkan fasilitas pengayaan uranium Iran yang berada di pengunungan di dekat Kota Qom jika serangan militer sewaktu-waktu dilancarkan.
Upaya AS untuk meredakan kekhawatiran Israel atas program nuklir Iran kabarnya terus menerus berlangsung melalui pertemuan antar pejabat tinggi kedua negara. Pekan ini saja Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dikabarkan akan berkunjung ke Israel dan mengadakan pertemuan dengan PM Netanyahu, Menteri Pertahanan Ehud Barak serta sejumlah pejabat keamanan senior dan pejabat intelijen.
Dialog nuklir Iran dengan kelompok P5+1 sendiri kabarnya mengalami kebuntuan menyusul tidak adanya perkembangan dalam upaya mencari akhir atas krisis nuklir Iran ini. Ketua tim negosiasi P5+1 Catherine Ashton mengaku, ia telah melakukan segala sesuatu yang mungkin ia lakukan melalui jalur diplomasi meski pada akhirnya tidak kunjung membuahkan hasil.
0 KOMENTAR: