Wow, Ikan Hiu Paus di Papua Miliki Kebiasaan Unik
JAYAPURA - Ikan hiu paus (whale shark) di Papua
memiliki kebiasan unik dengan memakan ikan kecil di jaring ikan yang
ditangkap para nelayan. Atas keunikan tersebut, hewan tersebut
dipasangkan radio-frequency identification (RFID) untuk diteliti lebih lanjut oleh para peneliti.
Dilansir Phys, Rabu (18/7/2012), grup konservasi dari WWF mengatakan, para peneliti menyuntikkan perangkat radio pemancar berukuran kecil pada kulit 30 ikan paus di laut Cenderawasih, provinsi Papua. Bahkan, video Youtube yang dipamerkan oleh Conservation International (CI) menunjukkan ikan paus itu sedang menghisap ikan dari lubang jaring ikan di laut yang menarik pemirsanya hingga mencapai satu juta viewers.
Pemimpin proyek dari WWF Indonesia, Beny Ahadian Noor mengatakan pada AFP, untuk mengumpulkan ke 30 ikan paus yang berukuran panjang 45 kaki (13,7 meter) itu, para peneliti menggunakan jaring ikan. Jaring ikan itu telah berisi ikan kecil yang ditangkap oleh para nelayan di laut.
"Radio-frequency identification (RFID) telah digunakan pada hewan peliharaaan seperti anjing. Akan tetapi, ini adalah pertama kalinya (yang dilakukan) pada ikan paus," ujar Noor. Menurutnya, para peneliti biasanya menggunakan metode satelit yang lebih canggih dengan biaya USD4.000, tetapi dengan RFID ini, hanya dengan biaya USD4.
"Ini cukup baik untuk memulai, karena kami memiliki sedikit informasi tentang perilaku ikan paus di laut ini," imbuhnya. Ahli biologi kelautan Mark Erdmann yang bergabung dalam ekspedisi mengatakan, tidak praktis apabila peneliti berenang dengan tongkat receiver di bawah air.
Hal yang memudahkan peneliti dalam memasangkan penanda atau radio pemancar (RFID) di kulit ikan paus itu, karena kebiasan unik hewan tersebut. "Apa yang membuat penandaan di laut Cenderawasih ini memungkinkan adalah (karena) kebiasaan unik populasi (ikan paus ini)", pungkasnya.
Dilansir Phys, Rabu (18/7/2012), grup konservasi dari WWF mengatakan, para peneliti menyuntikkan perangkat radio pemancar berukuran kecil pada kulit 30 ikan paus di laut Cenderawasih, provinsi Papua. Bahkan, video Youtube yang dipamerkan oleh Conservation International (CI) menunjukkan ikan paus itu sedang menghisap ikan dari lubang jaring ikan di laut yang menarik pemirsanya hingga mencapai satu juta viewers.
Pemimpin proyek dari WWF Indonesia, Beny Ahadian Noor mengatakan pada AFP, untuk mengumpulkan ke 30 ikan paus yang berukuran panjang 45 kaki (13,7 meter) itu, para peneliti menggunakan jaring ikan. Jaring ikan itu telah berisi ikan kecil yang ditangkap oleh para nelayan di laut.
"Radio-frequency identification (RFID) telah digunakan pada hewan peliharaaan seperti anjing. Akan tetapi, ini adalah pertama kalinya (yang dilakukan) pada ikan paus," ujar Noor. Menurutnya, para peneliti biasanya menggunakan metode satelit yang lebih canggih dengan biaya USD4.000, tetapi dengan RFID ini, hanya dengan biaya USD4.
"Ini cukup baik untuk memulai, karena kami memiliki sedikit informasi tentang perilaku ikan paus di laut ini," imbuhnya. Ahli biologi kelautan Mark Erdmann yang bergabung dalam ekspedisi mengatakan, tidak praktis apabila peneliti berenang dengan tongkat receiver di bawah air.
Hal yang memudahkan peneliti dalam memasangkan penanda atau radio pemancar (RFID) di kulit ikan paus itu, karena kebiasan unik hewan tersebut. "Apa yang membuat penandaan di laut Cenderawasih ini memungkinkan adalah (karena) kebiasaan unik populasi (ikan paus ini)", pungkasnya.
0 KOMENTAR: