Ani Yudhoyono 90 Persen Maju Jadi Capres

JAKARTA - Pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana menyatakan 90 persen Ani Yudhoyono akan maju sebagai calon presiden menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat mejelaskan kemungkinan tokoh yang akan maju di Pemilihan Presiden pada 2014 mendatang, Tjipta mengatakan tokoh yang maju umumnya adalah tokoh lama seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri. Namun, yang menarik dia menyebut jika Ibu Negara dipastikan akan ikut meramaikan bursa Capres 2014.

"90 persen Ibu Ani maju jadi presiden, tapi kan sekarang masih malu-malu kucing," tegas Tjipta kepada wartawan saat ditemui usai soft launching buku Presiden Offside di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (23/6/2012).

Tjipta menjelaskan, peluang Ani terlihat karena sebagai orang yang sudah berkuasa. Maka istri SBY ini cenderung mempertahankan kekuasaannya.

"Nah, SBY tidak bisa mempertahankan, terus juga ada transfer kekuasaan, Pak SBY berkepentingan supaya orang yang mengantikan adalah orang dekat dia, supaya enggak diganggu. Maka diusahakan saudara atau kerabat dekatnya," simpulnya.

Saat ditanyakan berapa besar peluang terpilihnya Ani pada Pilpres 2014, dia menjawab hal itu tergantung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelesaikan semua kasus korupsi yang menyandera Demokrat saat ini, seperti Hambalang dan wisma atlet.

"Kuncinya ada di KPK, kalau KPK mengulur terus tentang kasus yang mengaitkan kasus korupsi pada tubuh Demokrat maka citra Demokrat akan bonyok," terangnya.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia ini menambahkan, jika sampai awal 2014 Demokrat masih terkait kasus korupsi yang melibatkan petinggi-petingginya maka dipastikan citra Demokrat dan capres yang diusungnya akan hancur. "Demokrat akan bonyok. Siapa pun yang dimunculkan Demokrat akan habis, karena rakyat tidak percaya lagi," lanjutnya.

Namun, kalau KPK berhasil menuntaskan kasus korupsi tersebut sebelum 2014, lanjut Tjipta, maka Demokrat dan Ani memiliki peluang. "Saya mendorong SBY agar bertindak cepat membereskan, tapi enggak tahu lah pertimbangan seperti apa, atau takut," sindirnya.

Diakuinya, seharusnya SBY tidak hanya berpidato untuk meminta mundur kader yang terkait kasus Hambalang dan wisma atlet. Tapi, bisa mengambil langkah tegas untuk memecat mereka. "Budaya mundur bukan budaya Indonesia, kecuali dimundurkan," pungkasnya.

0 KOMENTAR:

Copyright © 2012 Berita Terbaru.