AS Runtuh Ketika Iran Tengah Bangkit

TEHERAN - Amerika Serikat (AS) saat ini tengah dalam proses menuju keruntuhannya, sementara Iran terus bergerak maju. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Irab Mahmoud Ahmadinejad ketika menanggapi sanksi embargo minyak yang dijatuhkan Barat atas Iran.

Presiden Ahmadinejad menekankan, Iran harus mengambil keuntungan dari sanksi yang dijatuhkan Barat.

"Kita harus mengambil keuntungan dari sanksi yang dijatuhkan atas Iran ketika musuh-musuh kita percaya bahwa sanksi akan menghambat kemajuan Iran," ujar Ahmadinejad, seperti dilansir Moj News, dan dikutip Trend, Rabu, (4/7/2012).

"Sanksi-sanksi yang dijatuhkan atas Iran saat ini adalah yang terberat dan paling ketat yang pernah kita hadapi. Namun, kita dapat mengambil keuntungan dari sini," tutur Presiden Ahmadinejad.

Tidak hanya itu, Presiden Ahmadinejad juga mengatakan, AS telah salah membuat perhitungan atas Iran. Sebelumnya, AS menyebutkan bahwa sumber pendapatan utama Iran berasal dari minyak. Hal ini dibantah Presiden Ahmadinejad.

"AS salah perhitungan atas Iran karena pendapatan dari sektor minyak hanya menyumbang kurang dari 10 persen dari keseluruhan pendapatan negara. Sanksi tidak akan menghancurkan perekonomian Iran," tegas Presiden Ahmadinejad.

Seiiring dengan dijatuhkannya sanksi berupa embargo minyak bagi Iran oleh Uni Eropa pada 1 Juli lalu krisis terkait program nuklir Iran kembali mengemuka. Ratusan anggota parlemen Negeri Persia itu bahkan mendesak agar Iran segera melakukan blokade atas Selat Hormuz yang merupakan jalur penting bagi minyak dan gas negara-negara Barat.

Laporan lain juga menyebutkan, menanggapi wacana penutupan Selat Hormuz, AS kabarnya telah meningkatkan jumlah armada tempurnya di kawasan Teluk Persia. Sejumlah pejabat AS bahkan turut memperingatkan Iran untuk tidak melakukan langkah provokatif terhadap kapal-kapal AS atau kapal Iran akan ditenggelamkan.

0 KOMENTAR:

Copyright © 2012 Berita Terbaru.